Selamat Datang di Blog INKADO Majene...

Practicing for the championship, and compete for Champion...!

Selamat Datang di Blog INKADO Majene...

Practicing for the championship, and compete for Champion...!

Selamat Datang di Blog INKADO Majene...

Practicing for the championship, and compete for Champion...!

Selamat Datang di Blog INKADO Majene...

Practicing for the championship, and compete for Champion...!

Selamat Datang di Blog INKADO Majene...

Practicing for the championship, and compete for Champion...!

Selamat Datang di Blog INKADO Majene...

Practicing for the championship, and compete for Champion...!

Selamat Datang di Blog INKADO Majene...

Practicing for the championship, and compete for Champion...!

Selamat Datang di Blog INKADO Majene...

Practicing for the championship, and compete for Champion...!

Selamat Datang di Blog INKADO Majene...

Practicing for the championship, and compete for Champion...!

Selamat Datang di Blog INKADO Majene...

Practicing for the championship, and compete for Champion...!

Selamat Datang di Blog INKADO Majene...

Practicing for the championship, and compete for Champion...!

Selamat Datang di Blog INKADO Majene...

Practicing for the championship, and compete for Champion...!

Selamat Datang di Blog INKADO Majene...

Practicing for the championship, and compete for Champion...!

Selamat Datang di Blog INKADO Majene...

Practicing for the championship, and compete for Champion...!

Selamat Datang di Blog INKADO Majene...

Practicing for the championship, and compete for Champion...!

Selamat Datang di Blog INKADO Majene...

Practicing for the championship, and compete for Champion...!

Kamis, 22 September 2011

WKF Junior & Cadet Karate Championships 2011


Yojo Muhammad Qasim, karateka dari Majene, Sulawesi Barat yang pada Kejuaraan AKF di China lalu berhasil meraih medali perunggu, kini kembali mendapat kesempatan untuk mengikuti WKF Junior & Cadet Karate Championships 2011 di Melaka, Malaysia pada tanggal 13 s/d 16 Oktober 2011.

Yojo yang berada pada kelas Kumite putra +70 Kg akan bersama dengan 13 atlit dari berbagai provinsi se-Indonesia yang merupakan peraih Piala Mendagri dan Mendiknas dan peraih medali emas pada Kejurnas Piala Mendagri dan Mendiknas 2011 di Banjarbaru Kalimantan Selatan.

Sebelum mengikuti WKF Junior & Cadet Karate Championships 2011 di Malaysia, para atlit akan mengikuti Pelatnas yang dimulai pada tanggal 25 September s/d 10 Oktober 2011 di MGK Kemayoran Jakarta Pusat. Kemudian tim akan dites fisik kembali, dan bagi mereka yang ternyata memperoleh hasil tes tidak mencukupi, maka tidak akan diberangkatkan.

Adapun nama-nama atlit dan tim manager serta pelatih yang akan ikut serta dalam WKF Junior & Cadet Karate Championships 2011 :

Tim Manager     : 
Djafar Djantang (PB. Forki)

Pelatih            :
Mursalim B. (Sulsel)
Delfinus R. (Sumut)
Idris Gusti (DKI Jaya)

Atlit (Cadet)     : 
Fikri Muhammad (Inkai, DKI Jaya)
Tri Winarni (Inkanas, Sumut)
Febi Ramadhan S. (Inkanas, Sulsel)
Sutantio Renaldi P. (Inkai, Jatim)
Yojo Muhammad Qasim (Inkado, Sulbar)
     
       (Junior)     : 
Eva Fitria S. (Inkanas, Jabar)
Maya Sheva (Inkai, DKI Jaya)
Marcela V. Lapian (Inkado, DKI Jaya)
Andi Dasril D.D.H (Gojukai, Sulsel)
Garuda Mahameru (BKC, Jateng)
Adi Nulfahmi (Inkado, Sulsel)
Sandy F. (Inkanas, Jabar)
Muhammad Zaki F. (Inkanas, DKI Jaya)
Gede Rizky Gustisa W. (KKI, Bali)


(N.A)

Sabtu, 06 Agustus 2011

Latihan Karateka selama Ramadhan

Selama bulan Ramadhan, para karateka Inkado Majene tetap konsisten dalam pelaksanaan latihan. Seperti halnya pada tahun-tahun sebelumnya, Seluruh karateka diwajibkan untuk mengikuti kegiatan latihan pada pukul 20.30 WIB setelah shalat Tarwih, sampai pukul 22.00, tiga kali seminggu, yaitu pada hari Senin, Rabu, dan Jumat.

Dojo Inkado Majene yang telah dilengkapi berbagi sarana sangat memudahkan bagi karateka untuk melakukan banyak hal dengan nyaman, termasuk shalat Tarwih bersama sebelum memulai latihan. Shalat Tarwih tersebut dipimpin oleh Iman yang tidak lain adalah karateka yang dianggap mampu untuk memimpin, Peraturan tersebut dibuat oleh Pelatih Drs. Daeng Pasau dan meminta kepada karateka untuk mengatur sendiri siapa-siapa saja yang akan bertugas setiap harinya selama bulan Ramadhan. (N.A)



Rabu, 06 Juli 2011

KUMITE

Kumite (组 手) berarti perdebatan, dan merupakan salah satu dari tiga bagian utama dari pelatihan karate, bersama dengan kata dan kihon. Kumite adalah bagian dari karate di mana Anda melatih melawan musuh, dengan menggunakan teknik-teknik belajar dari kihon dan kata.

Kumite dapat digunakan untuk mengembangkan teknik atau keterampilan tertentu (misalnya efektif menilai dan menyesuaikan jarak dari lawan Anda) atau dapat dilakukan dalam persaingan.

Gohon Kumite dan Jiyu Kumite
 
Karena kata "kumite" mengacu pada bentuk perdebatan, mencakup berbagai macam kegiatan. Dalam karate Shotokan tradisional, jenis pertama kumite untuk pemula adalah kumite gohon. Bek mundur setiap kali, menghalangi serangan dan melakukan serangan balasan setelah blok terakhir. Kegiatan ini tidak terlihat seperti Jiyu kumite (atau "perdebatan bebas") dipraktekkan oleh praktisi yang lebih maju, yang jauh lebih dekat bagaimana karate akan terlihat jika digunakan dalam pertarungan nyata, terutama karena tidak koreografer. Karate dan bentuk-bentuk seni bela diri memiliki berbagai jenis lainnya kumite (misalnya 3-langkah, 1-langkah, semi-bebas, dll) yang rentang ini dalam berbagai macam gaya praktek.
 

Jenis Kumite
  1. Ippon kumite, satu langkah perdebatan, biasanya digunakan untuk latihan bela diri
  2. Sanbon kumite, tiga perdebatan langkah, biasanya digunakan untuk mengembangkan kecepatan, kekuatan, dan teknik
  3. Kiso kumite, perdebatan terstruktur diambil dari sebuah kata
  4. Jiyu kumite, perdebatan gratis

KATA DASAR

HEIAN SHODAN

Heian berarti “Pikiran Penuh Kedamaian”. Kata ini adalah kata pertama dari lima Kata tingkat dasar, yang diciptakan oleh Yasutsune Itosu (salah satu guru Gichin Funakoshi). Meskipun tidak diketahui bagaimana Kata Heian ini diciptakan, tetapi banyak yang berpendapat bahwa Heian merupakan bagian dari Kata yang lebih tinggi tingkatannya yaitu Kata Kanku-Dai. 

Itosu menciptakan Kata Heian untuk memperkenalkan Karate kedalam kurikulum sekolah untuk menghilangkan kesan tehnik yang berbahaya yang terdapat pada kata lanjutan. Heian Kata merupakan Kata Shorin, yang memperlihatkan kekuatan dan fleksibelitas gerakan.

Hal Penting :
Sikap kedepan dan Pukulan gerak maju. Memiliki 21 gerakan dengan waktu aplikasi 40 detik.



HEIAN NIDAN

Heian Nidan berarti seri Heian yang kedua. Aslinya Kata ini merupakan Kata yang pertama, tetapi Gichin Funakoshi merubahnya, karena Kata ini lebih sulit untuk dipelajari maupun mengajarinya. Kata ini berhubungan dengan Kata Bassai-Dai.
 
Hal Penting :
Sikap balik kebelakang,tendangan menyamping,membalikan posisi pinggang/pinggul dan kombinasi tehnik. Memiliki 26 gerakan dengan waktu aplikasi 40 detik. 



HEIAN SANDAN

Heian Sandan berarti Heian yang ketiga dari seri Kata Heian. Kata ini berhubungan dengan Kata Jitte.

Hal Penting :
Sikap kesamping dan tangkisan atas (atas bahu/kepala). Memilki 20 gerakan dengan waktu aplikasi 40 detik. 



HEIAN YONDAN
Heian Yondan berarti Heian keempat dari seri Kata Heian. Kata ini berhubungan dengan Kata Kanku-Dai.

Hal Penting :
Pengembangan/kontraksi, tangkisan dan tehnik penyelesaian. Memiliki 27 gerakan dengan waktu aplikasi 50 detik. 



HEIAN GODAN

Heian Godan berarti Kata Heian kelima dari Seri Kata Heian. Kata ini berhubungan dengan Kata Gankaku.
 
Hal Penting :
Fleksibilitas dan Keseimbangan. Memiliki 23 gerakan dengan waktu aplikasi 50 detik. 



(sumber : http://inkanasmojokerto.blogspot.com)

Selasa, 05 Juli 2011

KARATE DI INDONESIA

Olahraga bela diri Karate masuk di Indonesia dibawa oleh Mahasiswa-mahasiswa Indonesia yang kembali ke tanah air, setelah menyelesaikan pendidikannya di Jepang. Tahun 1963 beberapa Mahasiswa Indonesia antara lain: Baud AD Adikusumo, Karianto Djojonegoro, Mochtar Ruskan dan Ottoman Noh mendirikan Dojo di Jakarta. Merekalah yang mula-mula memperkenalkan karate (aliran Shoto-kan) di Indonesia, dan selanjutnya mereka membentuk wadah yang mereka namakan Persatuan Olahraga Karate Indonesia (PORKI) yang diresmikan tanggal 10 Maret 1964 di Jakarta.

Beberapa tahun kemudian berdatangan ex Mahasiswa Indonesia dari Jepang seperti Setyo Haryono (pendiri Gojukai), Anton Lesiangi, Sabeth Muchsin dan Chairul Taman yang turut mengembangkan karate di tanah air. Disamping ex Mahasiswa-mahasiswa tersebut di atas orang-orang Jepang yang datang ke Indonesia dalam rangka usaha telah pula ikut memberikan warna bagi perkembangan karate di Indonesia. Mereka-mereka ini antara lain: Matsusaki (Kushinryu-1966), Ishi (Gojuryu-1969), Hayashi (Shitoryu-1971) dan Oyama (Kyokushinkai-1967)

Karate ternyata memperoleh banyak penggemar, yang implementasinya terlihat muncul dari berbagai macam organisasi (Pengurus) karate, dengan berbagai aliran seperti yang dianut oleh masing-masing pendiri perguruan. Banyaknya perguruan karate dengan berbagai aliran menyebabkan terjadinya ketidak cocokan diantara para tokoh tersebut, sehingga menimbulkan perpecahan di dalam tubuh PORKI. Namun akhirnya dengan adanya kesepakatan dari para tokoh-tokoh karate untuk kembali bersatu dalam upaya mengembangkan karate di tanah air sehingga pada tahun 1972 hasil Kongres ke IV PORKI, terbentuklah satu wadah organisasi karate yang diberi nama Federasi Olahraga Karate-Do Indonesia (FORKI).

Sejak FORKI berdiri sampai dengan saat ini kepengurusan di tingkat Pusat yang dikenal dengan nama Pengurus Besar (PB). telah dipimpin oleh tujuh orang Ketua Umum dan periodisasi kepengurusannyapun mengalama tiga kali perobahan masa periodisasi yaitu ; periode lima tahun (ditetapkan pada Kongres tahun 1972 untuk kepengurusan periode tahun 1972 – 1977) periodisasi tiga tahun (ditetapkan pada kongres tahun 1997 untuk kepengurusan periode tahun 1997 - 1980) dan periodisasi empat tahun ( Berlaku sejak kongres tahun 1980 sampai sekarang).



(sumber : http://www.pbforki.org)

TEKNIK KARATE

Teknik Karate terbagi menjadi tiga bagian utama, yaitu Kihon (teknik dasar), Kata (jurus) dan Kumite (pertarungan)

Kihon


Kihon (基本:きほん, Kihon) berarti dasar atau fondasi. Praktisi Karate harus menguasai Kihon dengan baik sebelum mempelajari Kata dan Kumite.


Pelatihan Kihon dimulai dari mempelajari pukulan dan tendangan sabuk putih dan bantingan sabuk coklat. Pada tahap dan atau Sabuk Hitam, kohai dianggap sudah menguasai seluruh kihon dengan baik.

Kata


Kata (型:かた) secara harfiah berarti bentuk atau pola. Kata dalam karate tidak hanya merupakan latihan fisik atau aerobik biasa. Tapi juga mengandung pelajaran tentang prinsip bertarung. Setiap Kata memiliki ritme gerakan dan pernapasan yang berbeda.


Dalam Kata ada yang dinamakan Bunkai. Bunkai adalah aplikasi yang dapat digunakan dari gerakan-gerakan dasar Kata.


Setiap aliran memiliki perbedaan gerak dan nama yang berbeda untuk tiap Kata. Sebagai contoh : Kata Tekki di aliran Shotokan dikenal dengan nama Naihanchi di aliran Shito Ryu. Sebagai akibatnya Bunkai (aplikasi kata) tiap aliran juga berbeda.

Kumite


Kumite (組手:くみて) berarti "pertemuan tangan". Kumite dilakukan oleh murid-murid tingkat lanjut (sabuk biru atau lebih). Tetapi sekarang, ada dojo yang mengajarkan kumite pada murid tingkat pemula (sabuk kuning). Sebelum melakukan kumite bebas (jiyu Kumite) praktisi mempelajari kumite yang diatur (go hon kumite) atau (yakusoku kumite). Untuk kumite aliran olahraga, lebih dikenal dengan Kumite Shiai atau Kumite Pertandingan.


Untuk aliran Shotokan di Jepang, kumite hanya dilakukan oleh siswa yang sudah mencapai tingkat dan (sabuk hitam). Praktisi diharuskan untuk dapat menjaga pukulannya supaya tidak mencederai kawan bertanding.


Untuk aliran "kontak langsung" seperti Kyokushin, praktisi Karate sudah dibiasakan untuk melakukan kumite sejak sabuk biru strip. Praktisi Kyokushin diperkenankan untuk melancarkan tendangan dan pukulan sekuat tenaganya ke arah lawan bertanding.


Untuk aliran kombinasi seperti Wado-ryu, yang tekniknya terdiri atas kombinasi Karate dan jujutsu, maka Kumite dibagi menjadi dua macam, yaitu Kumite untuk persiapan Shiai, yang dilatih hanya teknik-teknik yang diperbolehkan dalam pertandingan, dan Goshinjutsu Kumite atau Kumite untuk beladiri, semua teknik dipergunakan, termasuk jurus-jurus Jujutsu seperti bantingan, kuncian, dan menyerang titik vital.



(sumber : http://id.wikipedia.org/wiki/Karate)

SEJARAH KARATE

Menurut legenda, evolusi karate dimulai lebih dari ribuan tahun yang lalu, kemungkinan pada awal abad ke-5 SM ketika Bodhidharma tiba di kuil Shaolin, China dari India dan mengajarkan Zen Buddhisme. Dia juga memperkenalkan serangkaian latihan sistematis yang didesain untuk memperkuat pikiran dan tubuh, latihan-latihan yang disebut-sebut sebagai awal gaya tinju Shaolin. Pelajaran yang diberikan Bodhidharma kemudian menjadi dasar mayoritas seni bela diri China. Sesungguhnya, asal karate tidak jelas dan sedikit yang diketahui mengenai awal pengembangan karate sampai ia diperlihatkan di Okinawa.
 
Okinawa merupakan pulau kecil dari sekelompok pulau yang membentuk Jepang modern. Okinawa merupakan pulau utama dari untaian Pulau Ryuku yang membentang dari Jepang ke Taiwan. Di kelilingi oleh koral, Okinawa memiliki luas kurang lebih 10 km dan panjang hanya 110 km, terletak 740 km di timur dataran China, 550 km di Selatan dataran utama Jepang dan 550 km di utara Taiwan. Okinawa menjadi jalur yang disinggahi mayoritas rute perdagangan, sebagai titik peristirahatan yang pertama kali ditemukan oleh orang Jepang. Kemudian Okinawa dikembangkan menjadi pusat perdagangan di Asia Tenggara, perdagangan dengan Jepang, China, Indo China, Thailand, Malaysia, Borneo (Kalimantan), dan Filipina.

Pada tahap awal, bentuk asli seni bela diri karate mirip dengan pertarungan dengan tangan (tapak) yang dikembangkan di Okinawa dan disebut Te atau tangan. Larangan penggunaan senjata, membuat orang-orang Okinawa terdorong untuk menyempurnakan teknik tangan kosong yang dilatih secara diam-diam. Penyempurnaan lebih lanjut muncul dari pengaruh seni bela diri lain yang dibawa oleh para bangsawan dan pedagang ke pulau tersebut.

Pengembangan lebih lanjut dilakukan selama bertahun-tahun, terutama di tiga kota Okinawa, yaitu Shuri, Naha, dan Tomari. Masing-masing kota ini merupakan pusat dari kelas masyarakat yang berbeda, masing-masing merupakan pusat masyarakat raja dan bangsawan, pedangang, petani dan nelayan. Karena alasan ini, terdapat perbedaan bentuk seni pertahanan diri yang dikembangkan di masing-masing kota, yang kemudian dikenal dengan Shuri-te, Naha-te, dan Tomari-te. Secara kolektif mereka disebut Okinawa-te atau Tode, “Chinese Hand”. Secara perlahan karate terbagi menjadi dua kelompok utama, Shorin-ryu yang dikembangkan di Shuri dan Tomari, Shorei-ryu yang dikembangkan di Naha. Shorin-ryu menekankan pada kecepatan, linier, dengan pola pernafasan natural sementara Shorei-ryu menekankan pada kestabilan dan pernafasan yang disinkronisasi dengan masing-masing gerakan. Menariknya, konsep dari kedua gaya ini juga terdapat dalam bela diri kungfu.

Karakter huruf China yang digunakan untuk menulis Tode juga dapat dibaca sebagai “Kara”, jadi nama Te diganti dengan Karate-jutsu atau “Chinese Hand Art atau Seni Bela Diri Tangan dari China” oleh para master dari Okinawa. Kemudian diganti menjadi Karate-do oleh Gichin Funakoshi yang mengadopsi arti alternatif dari karakter huruf “Chinese” yaitu “Kara” yang berarti “kosong”. Mulai saat itu istilah karate diartikan sebagai “tangan kosong”. Do dalam kata karate-do berarti “cara” atau “pedoman” dan sebagai indikasi tata tertib dan filosofi dari karate yang dikonotasikan dengan moral dan spiritual.

Do menjadi konsep yang lazim, setidaknya sejak kelahiran pelajar dari Okinawa, Teijinsoku pada tahun 1663, seperti yang dia tulis di puisinya:

Tidak perduli seberapa hebat seni Te Anda
Dan ilmu pengetahuan Anda
Tidak ada yang lebih penting dari perilaku Anda
Dan perikemanusiaan Anda dalam kehidupan sehari-hari
(Nagamine, 1976)

Pertunjukan karate di muka umum pertama kali dilakukan oleh Gichin Funakoshi pada tahun 1917 di Butoku-den, Kyoto (Hassel, 1984). Demonstrasi ini dan demonstrasi berikutnya sangat berkesan bagi banyak orang Jepang, termasuk Putera Mahkota Hirohito, yang sangat antusias terhadap seni bela diri Okinawa ini. Pada tahun 1922, Dr. Jano Kano, pendiri seni bela diri Judo Jepang mengundang Funakoshi untuk mempertunjukkan karate di Dojo Kodokan yang terkenal dan dia meminta Funakoshi tetap tinggal di Jepang untuk mengajarkan karate. 

Sekarang terdapat empat aliran utama dalam karate-do di Jepang, yaitu: Goju-ryu, Shito-ryu, Shotokan, dan Wado-ryu.

Goju-ryu dikembangkan dari Naha-te, popularitasnya terutama karena kesuksesan Kanryo Higaoma (1853-1915). Higaoma membuka dojo di Naha menggunakan delapan bentuk yang dibawanya dari China. Murid terbaiknya Chojun Miyagi (1888-1953) kemudian mendirikan Goju-ryu “metode keras lunak” pada tahun 1930. Di Goju-ryu penekanan ditujukan pada kombinasi antara teknik tangkisan lembut memutar dan serangan balasan yang cepat dan keras.

Shito-ryu didirikan oleh Kenwa Mabuni (1889-1952) pada tahun 1928 dan dipengaruhi secara langsung oleh Naha-te dan Shuri-te. Nama Shito diambil dari kombinasi karakter tulisan Jepang dari nama guru Mabuni, yaitu Ankoh Itosu dan Kanryo Higaoma. Shito-ryu banyak menggunakan “kata”, sekitar 50%, dan berkarakteristik penekanan pada penggunaan kekuatan dalam pelaksanaan latihan.

Shotokan didirikan oleh Gichin Funakhosi (1868-1957) di Tokyo pada tahun 1938. Funakoshi dianggap sebagai pendiri karate modern. Lahir di Okinawa dia mulai belajar karate dari Yasutsune Azato, salah satu ahli bela diri terbesar di Okinawa. Pada tahun 1921 Funakoshi pertama kali memperkenalkan karate di Tokyo. Pada tahun 1936, pada umur hampir mendekat 70 tahun, dia membuka dojo, yang kemudian disebut Shotokan. Shotokan Karate berkarakteristik teknik linier yang bertenaga dan cara berdiri yang kokoh.

Wado-ryu “jalan harmoni” didirikan pada tahun 1939, merupakan sistem karate yang dikembang dari jujitsu dan karate oleh Hienori Otsuka. Dia mempelajari karate dari Gichin Funakoshi. Aliran karate ini mengkombinasikan teknik pergerakan dasar dari Jujitsu dengan teknik menghindar, menekankan pada kelembutan, harmoni, dan disiplin spiritual.


(Diterjemahkan dari www.kungfulibrary.com)



(sumber : http://inkadosemarang.wordpress.com/tag/sejarah/)

Jumat, 01 Juli 2011

Pelatih Mengadakan Tes Fisik

Sesuai yang telah direncanakan, mulai bulan Juli 2011 Pelatih Inkado Majene, Daeng Pasau akan menerapkan sistem baru kepada atlit-atlitnya. Setiap dua kali dalam seminggu beliau akan melakukan test fisik.


Sebenarnya ini bukanlah hal baru dalam sistem latihan karate, tetapi test ini akan menjadi pembuktian para karateka bahwa telah memenuhi syarat untuk tetap menjadi anggota tim. Ini juga dilakukan untuk meningkatkan kualitas dan potensi karateka dalam hal persiapan kejuaraan yang telah diketahui bahwa persaingan semakin ketat.

Tes pertama akan dilakukan pada tanggal 11 Juli 2011 dan akan diikuti oleh seluruh karateka yang memang mempunyai minat untuk meningkatkan diri. Adapun karateka yang belum mampu lolos dalam test, diwajibkan untuk dapat lolos pada test fisik terakhir yaitu pada akhir bulan Juli. (N)

Kamis, 30 Juni 2011

Yojo Muhammad Qasim, Lolos ke AKF

Indonesia Karate-Do (INKADO) Cabang Majene akhirnya berhasil meloloskan salah satu atlitnya dalam Kejuaraan Karate Piala Mendagri XV dan Mendiknas IV yang berlangsung pada tanggal 23-25 Juni 2011 di GOR Rudy Resnawan Banjarbaru, Kalimantan Selatan.

Yojo Muhammad Qasim yang pada saat itu mewakili PB. Inkado Makassar berhasil meraih prestasi yang gemilang dengan memperoleh medali emas di kelas Kumite Kadet -70 Kg, dan juga berhasil meraih gelar Best of the Best Kadet Putra setelah menang mutlak melawan kontingen DKI. 

Ini merupakan sejarah manis bagi keluarga besar Inkado Majene karena Yojo adalah atlit pertama yang berhasil menembus ke kancah Internasional. 

Kemenangannya di lapangan membuat semua orang terharu atas peningkatan atlit Inkado Indonesia. Drs. Daeng Pasau, selaku orang tua sekaligus pelatih mengaku sangat bangga atas prestasi yang telah dicapai anaknya. Beliau sangat mengharapkan agar Yojo tidak menyia-nyiakan kesempatan berlaga di AKF China dan dapat meraih juara.

Tentu saja hal ini sangat menginspiratif dan memotivasi para karateka-karateka Majene untuk lebih berusaha meningkatkan diri, karena tidak akan ada yang sia-sia jika ingin berlatih keras dan bersungguh-sungguh. (N)

Senin, 30 Mei 2011

Seleksi Kejuaraan Mendagri se-Sulawesi Barat

Seperti pada tahun-tahun sebelumnya, tahun ini pada tanggal 5 Juni 2011, kabupaten Majene kembali akan menjadi tuan rumah penyelenggara seleksi kejuaraan Mendagri se-Sulawesi Barat.



Kegiatan ini perlu dilakukan untuk menjaring karateka-karateka yang dianggap mampu menjadi perwakilan provinsi Sulawesi Barat untuk berlaga di Kejuaraan Nasional Karate Junior dan Kadet Mendagri XV yang akan berlangsung di Banjar Baru, Kalimantan Selatan pada tanggal 22 s/d 25 Juni mendatang. 

Adapun seleksi tersebut akan diadakan di Dojo Inkado Majene dan diikuti oleh seluruh perguruan karate se-Sulawesi Barat, yaitu Inkado Majene, Inkado Mamuju Utara, Shotokai Polman, Gojukai Polman, dan Inkai Polman.

Selain ajang kompetisi yang transparan, kegiatan ini juga akan menjadi sarana untuk mempererat tali persaudaraan antar karateka se-Sulawesi Barat, dengan harapan kegiatan seleksi kejuaraan Mendagri dapat terus diselenggarakan setiap tahunnya dan mengalami peningkatan demi kelangsungan olahraga karate di Sulawesi Barat. (N)

Rabu, 06 April 2011

Inkado Majene Meraih Juara Umum I

Kontingen Inkado Majene berhasil meraih Juara Umum I di Kejuaraan Inkado se-Indonesia Timur (Kejurtim) pada bulan Maret 2011 di Makassar, dengan perolehan 7 medali emas, 3 perak, dan 7 perunggu. 

Pelatih kontingen Majene, Drs. Daeng Pasau mengaku bangga dengan hasil yang telah dicapai oleh ke 27 atlet yang diturunkannya, namun beliau selalu menekankan kepada atlet-atletnya agar jangan cepat merasa puas akan prestasi, karena masih banyak yang harus dicapai.



Selain itu, tentu saja ini menjadi awal yang baik bagi para karateka-karateka pemula yang telah berhasil meraih Juara, salah satunya di kelas kumite pemula putra, dua medali direbut oleh karateka Inkado Majene, yaitu Muhammad Panji medali emas, dan Gonzales berhasil meraih medali perunggu.

Kemudian di kelas kumite senior, 2 atlet berprestasi, Y.M Taufan dan Sumardin berhasil menyabet masing-masing medali emas. Mastura pada kelas junior meraih 2 medali perunggu di kelas kata dan kumite putri. Y.M Qasim pada kelas kumite kadet putra dengan medali emas, dan diakhir pertandingan, kumite beregu putri yang terdiri dari Mastura, Nur Madina Syahid, dan Nasrah berhasil memperoleh medali perak.

Melalui Kejutim tersebut, para karateka Inkado Majene sangat diharapkan agar tetap berlatih keras, untuk dapat memanfaatkan segala kesempatan, karena dengan menyadari bahwa persaingan semakin ketat dan sangat sulit untuk mengambil tempat di mata nasional. maka dari itu semangat bushido dari karateka harus dikobarkan agar siap menghadapi event yang lebih besar. (N)

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites